Selama dua hari pelaksanaan, peserta didik tampil dengan penuh percaya diri di atas panggung, menampilkan berbagai karya dalam bahasa daerah. Mereka membawakan pidato, mendongen, Komedi tunggal dan menulis cerpen dengan penguasaan bahasa yang baik serta ekspresi yang menggugah. Dengan mengenakan seragam sekolah dasar, para peserta menunjukkan bahwa pelestarian bahasa daerah dapat dimulai sejak usia dini.
Suasana di Aula Handayani tampak meriah sekaligus khidmat. Para guru pendamping dengan penuh perhatian membimbing siswanya, sementara dewan juri menilai dengan cermat setiap penampilan. Di sudut ruangan, peserta lain terlihat berlatih dan mempersiapkan diri sebelum tampil di hadapan penonton.
Melalui kegiatan ini, pelajar di Kabupaten Sinjai diharapkan semakin bangga menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Festival ini juga menjadi wadah pembinaan karakter dan sarana menumbuhkan rasa percaya diri, gotong royong, serta kebanggaan terhadap budaya lokal.
Di akhir kegiatan, panitia mengumumkan para peserta terbaik yang akan melaju ke tingkat provinsi. Lebih dari sekadar lomba, Festival Tunas Bahasa Ibu menjadi bukti nyata bahwa pelajar Kabupaten Sinjai memiliki semangat tinggi untuk menjaga dan melestarikan bahasa daerah sebagai warisan budaya yang tak ternilai.























Komentar0